CERITA DEWASA META MONTOK KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META MONTOK KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META MONTOK KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak68 Selesai demikian lama saya tekuni hidup dengan 2 orang suami disisiku dan sudah banyak kepuasan duniawi yang saya dapatkan, pada akhirnya ada pula rasa was-wasku. Hati risauku muncul terlebih jika Duta ada dari Jakarta lagi saya tidak dapat melayaninya di dipan sebab kodratku jadi wanita yang perlu terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali. WAJIB 4D


Tengah Mas Pujo sebab setiap hari ada disisiku saya tidak terasa demikian kebeban dengan rasa bersalah. Sebetulnya kekeduanya cukup sabar serta memahami kondisiku, sampai Mas Pujo dengan suka-rela mengalah untuk berikan peluang di Duta memberikan kepuasan dianya sendiri"meniduri" diriku apabila Duta akan pergi cukup lama, kebalikannya demikian pula bila Mas Pujo akan dinas luar. Ada impianku untuk mengusahakan alternatif peranku sebagai isteri buat mereka berdua saat tamu"jepang" itu hadir. Impian itu demikian besarnya tekan jiwaku karena didorong rasa sayangku pada ke-2 nya.


Sesudah mengangsung baik-buruk dan untung rugi, jalan buat mengaktualkan kemauanku itu selanjutnya juga ada. Secara kebenaran saya lagi ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dijalankan tiap-tiap bulan di kantor suamiku. Rata-rata jadi isteri bos saya cukup mengontrol jarak dengan ibu-ibu yang lainnya, namun tidak tahu sehabis hadirnya Duta saya jadi tambah PD serta dekat dengan mereka. Satu diantaranya ibu yang turut arisan teratur itu yaitu isteri orang eksekutif menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama rahasia suami). Wanita trah Manado dengan Madura kulitnya tidak begitu putih seperti wanita Manado secara umum namun justru dekati mulato namun tampak bersih dan kemel, tingginya lebih kurang 165 cm, dan bodinya cukup ramping walau telah memiliki anak dua orang. Yang spesial sesungguhnya wujud perutnya yang rata terlebih sisi bawah pusar tak seperti wanita yang telah miliki anak saja dan umurnya baru 35 tahunan. Ia tergolong tidak elok namun ayu dadanya lumayan besar apabila disaksikan di luar juga bertambah besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini lebih segar lho.?" bisiknya satu sewaktu ditengah-tengah acara arisan yang berisik oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (kedok) ini dapat saja, Mbak dari dahulu kan begini-begini saja to." jawabku kendati ada rasa GR  dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap tanggapan bila dikantor ini Mbak terhitung orang yang semlohai (semok molek aduhai) walau sudah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Tetapi betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya mengharap.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak kalaupun Mbak kasih tahu pula buang waktu wong gak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul ingin tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sekalian merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, bila sebatas ML terus tuntas ya biasa jeng tetapi ada metodenya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Sangat sekali ya terkadang kedua kalinya Mbak" jawabannya.


"Bila ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Lagi tuntas ya telah demikian saja" jawabannya.


"Lho ya telah bagaimana to jeng, hendaknya kan ada pemanasan, permainan selalu pendinginan serta apa jeng Meta selalu bisa gapai pucuk?"


"Itu dia Mbak problemnya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sembari menerawang.


"Lagi"


"Ya apabila sudah demikian sangat saya yang sensitif serta kebanyakan sekedar dapat mengeluarkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu dia jeng perbedaannya, Mbak dengan Mas Pujo selalu pucuk bahkan juga beberapa kali lho" jawabku.


Kusaksikan mukanya kelihatan kagum dan terlihat rasa mau taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu bila dijalankan secara benar serta suka hati dapat membuat kita tahan lama muda, karena kerja hormon-hormon pada tubuh kita jadi maksimum" lanjutku mengatakan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" celetukannya.


"Sebab itu saya omong, walau Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah pasti dapat.. Sampai.." jelasku berniat memancing reaksinya.


"Bahkan juga apa Mbak.?" Tanyanya tidak sabar.


"Bahkan juga jika jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo  belum pasti ingin" lanjutku sekalian berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sembari mencubit lenganku.


Narasi kami selesai dengan selesainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik kapan saja pengin dialog kujawab ya setiap waktu. Sampai kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


1 minggu sesudah itu di saat itu jam 19.00 malam, Duta anyar tiba dari Jakarta tengah saya kembali ada tamu jepang jadi saya berniat berikan blowjob Duta lagi Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telephone berdering, sebab saya serta Duta hampir telanjang jadi Mas Pujo yang mengangkut telpon.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya gak tahu apa jawaban disamping sana, namun,


"Ya betul, pengen bercakap dengan Mbak Rien..? Sekejap ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali melepas pelukannya padaku. Sesungguhnya scenario ini saya yang buat, karena saya ingin Meta bisa main kerumah hingga kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota untuk supervisi waktu tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mengawali perbincangan.


Kami bicara panjang lebar hingga kemudian menyentuh perbincangan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau memandang saja kami yang mengaplikasikannya berdua. Meta ingin tahu periode saya serta Mas Pujo pengin bercinta disaksikan seseorang, kujawab jika saya cuman dapat bila orangnya itu Meta, lain tidak lagian sekedar sekedar beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas selanjutnya kuulangi kembali tawaranku serta jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak telah pada tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya udah to main saja ke rumah, kami seluruh lagi tidak ada pekerjaan kok lagian masih sore" jawabku.


"Tetapi Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Gak pa-pa kami hanya berdua kok, tak boleh cemas kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Baik Mbak namun janji lho.. gak mesti dipraktekin sama saya.." pintanya menyudahi penuturan.


Seterusnya kami tutup penuturan, rumah Meta kurang lebih 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar dan bersembunyi di kamar sementara saya serta Mas Pujo yang hendak terima Meta. Gagasan ini pernah kuutarakan awalnya sama suami-suamiku. Lebih kurang 25 menit kami menanti ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu hanya gunakan piyama tiada dalaman yang membuka pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.


Meta gunakan pakaian lumayan ketat maka dadanya yang membusung nampak kabur namun saya sangat percaya lelaki mana pun dapat ingin tahu ingin ketahui didalamnya, terlebih dengan kancing depan dan belahan dada yang cukup kebawah sedang bawahan dia gunakan celana jean terlihat seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta gak nyagka lho kalaupun dapat main kerumah gak kesasarkan?" tanyaku.


Seusai mempersilahkan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya mengusik kasus tempat tidur, Mas Pujo bisa lihat mimik muka Meta yang bosan tahu bila dia memulai kepancing birahinya. Karena pembicaraan kami yang menstimulasi saraf telinga Meta serta kami tidak menuturkannya secara vulgar, tiada berasa jam memperlihatkan angka 9 malam, Meta was-was.

CERITA DEWASA META MONTOK KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak telah malam nih Meta pengin minta pamit" pintanya namun matanya kelihatan sayu.


"Tak boleh dahulu ucapnya ingin belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian melihat Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.


"Gak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sembari memegangku, kami berciuman, dan sama sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam wajahnya memandang bab kami, walau begitu saya melakukan secara lembut dan berhati-hati sekali.


"Begini kami melaksanakannya jeng," kataku memaparkan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya tetapi gak bergerak.


"Ayolah.. gak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu situasi selekasnya merapat maka duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, selalu digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas metode pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari melihatku.


"Ya, Mas hanya akan mempertunjukkan teknik pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, memperoleh tindakan begitu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tanpa melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulangnya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya lumayan lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo serta Mas Pujo mulai menambah laganya, tangannya berubah ke bawah ketiak Meta dan tarik badan Meta kepelukannya. Semuanya ini dilaksanakan di sofa ruangan tamu, sembari duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, dan Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama sama lumat serta sama-sama hirup (kepentingan bersilat lidah memang Mas Pujo amat pandai). Sesudah nyaris sepuluh menit mereka sama sama raba Mas Pujo menaikkan laganya dari meraba sisi luar terus melepaskan kancing atas pakaian Meta jari-jari tangannya mulai menyisir tepian BHnya tuju ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya serta menjepinya dengan 2 jemari. Saat itu mulut Mas Pujo mulai merembet ke bawah menuju belahan dadanya yang sekal.


Tanpa diakui Meta tangan kanan Mas Pujo sudah menyusup ke punggung Meta dan membebaskan kait BH Meta jadi tampaklah buah dada Meta yang cepat serta melawan, tanpa buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tak bisa membatasi diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta mulai mengerjakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar dan lurus ke bawah pusar. Tiada menampik Mas Pujo justru berikan peluang di Meta menyorongkan tubuhnya, sembari mulutnya masih bergelayut di puting Meta, namun tanggannya sudah memulai menarik resleting celana jeannya. Meta gak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan hingga keadaan kelihatan redup serta semakin romantis.


Meta telah melempengkan kakinya di sofa sekalian kepalanya berharap pada tanganan sofa, sementara tinggal memakai CD warna merah, Mas Pujo belum membebaskan piayamanya dengan status di atas Meta namun batangnya udah kelihatan mengacungkan lantaran diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit pinggir CD Meta dan menariknya kebawah maka bugil Meta masih tenang kemungkinan sebab menyaksikan Mas Pujo tidak membebaskan piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun ke pusar lagi menciuminya dan meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, diberlakukan demikian Meta meracau tidak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta tidak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya berikan code pada Duta, waktu itu Mas Pujo udah mencelupkan parasnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya terhalang pegangan bangku maka saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karena itu nampaklah gundukan bukit venus yang cantik dan merekah merah maka dari itu mempermudah untuk penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur serta Duta yang udah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam keasyikan yang diperolehnya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tidak mengira jika ada penggantian status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan tepat Duta menghentak serta bles..!


"Ahh Mas saya tak ingin.. tak ingin" sembari meronta tetapi sekencang kilat saya membelai dan mengulum putingnya, sedang Duta langsung mengamankan kaki Meta karena itu Meta cuman dapat mendesis serta pengin berontak namun karena gempuran rasa nikmat yang menakjubkan dia cuman menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya tidak tahan.. Tidak ta.. Hhaan.."jerit Meta sekalian melafalkanng napasnya mengincar semua otot-otot tubuhya meregang penanda orgasme sampai.


Duta menandingi dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan serta teratur juga dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama kali yang nyaris membuat gak sadar diri. Seusai napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa lantaran itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya serta..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya cemas sembari ingin berontak namun penguncian Duta serta kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya membuat ia tidak mempunyai daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tidak ingin Mbak, saya ingin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba merehatkannya, sekalian kukedipi Mas Pujo buat persiapan menukar statusku.


Mas Pujo merapat serta mulai melumat puting Meta yang samping kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang samping kanan. Memperoleh gempuran terus-menerus dari bawah serta atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, mari terus Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta menyebutng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun terlihat mulai berkerenyit dahinya serta tambah keras kocokannya, tanda ingin gapai orgasme jadi segera saya ambil sementara Mas Pujo langsung gantikan status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tanpa memberikan peluang di Meta untuk atur napas. Kucium serta kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Dan..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta menyaksikan semuanya itu sembari mendelik menghentikan nikmat karena kocokan Mas Pujo. Selesai nyaris 1/2 jam mereka sama-sama lecut selanjutnya mulai ada sinyal tanda Mas Pujo serta Meta bakal gapai pucuknya serta..


"Aaahh Mas saya tidak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjajaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberinya peluang buat ambil napas sekalian kadangkala masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta di Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo akhiri kocokannya dan mengambil kontolnya dan menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sembari masih tetap tidur telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang udah lebam dan berenyut-denyut. Pada akhirnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sembari membeliakkan mata, kemungkinan belum biasa tetapi lantas dijilatinya sejumlah sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Seterusnya mereka bertiga istirahat mengendalikan napas, sekalian nikmati sejumlah sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Masa itu udah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sembari memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sembari mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta pengin pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, udah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya dan Duta membawa Meta pulang sedang Mas Pujo nantikan rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, tuturnya baru kali inilah merasakan multiorgasme yang sampai kini cuma keinginan saja. Meta juga berani mencium Duta di depanku saat dia turun dari mobil. Selesai mengantarkan Meta pulang saya memperoleh kecupan spesial dari Mas Pujo serta Duta tukasnya mereka tidak pernah memikirkan wanita lain sampai kini lantaran sesungguhnya sekian lama ini mereka udah terasa cukup hanya dengan layananku. Namun kemunculan Meta bikin mereka makin berbahagia. Dan sepanjang 3 hari mereka berdua selalu bisa memberi kepuasan Meta juga saat hari paling akhir Meta memohon nginap di rumah serta mereka main sampai 4x. Selaku isteri saya masih tetap was-was lihat keperkasaan mereka berdua, tetapi kehadiran Meta bisa sedikit sebagai obat kegelisahanku.


Pembaca yang budiman hingga sampai sekarang hampir sudah 1 tahun saya Meta, Duta dan Mas Pujo tiada Jhony kerjakan ini. Meta lebih rajin memiara dirinya sendiri serta dia semakin berbinar dia begitu menggemari Mas Pujo biarpun begitu kami semuanya berbahagia. Ada pembaca yang menjajakan kepadaku buat ML tetapi minta maaf saya tidak bisa dikarenakan saya cuma dapat untuk Dutaku serta Mas Pujoku, kemunculan Meta sebetulnya tidak mereka harapkan  tetapi karena telah terlanjur jadi kami setuju menyambung tidak tahu sampai kapan yang pasti kami sama-sama menyayangi

Post a Comment

Previous Post Next Post