CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH NIKMATI DIENTOT MALING PERKASA

CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH NIKMATI DIENTOT MALING PERKASA


CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH NIKMATI DIENTOT MALING PERKASA, Hasrat-Bispak68 Mendadak suatu suara keras menghidupkan kami di larut malam. Fatimah istriku merengkuh lenganku karena sangat ketakutannya. Nada itu ada dari arah dapur. Kayaknya kaca yang jatuh acak-acakan. Perasaanku berkata ada sesuatu hal yang tidak kelar ada di rumah ini. Saya bangun serta menghidupkan lampu. Istriku usaha menghentikan saya. Dengan berhati-hati saya bangun dan buka pintu dan ambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang sangat saat tampak pribadi asing di bawah jendela dapurku. Tampak di lantai kaca jendela pecah berantakan. Pastinya ia ini maling yang ingin merampok dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya maling ini berdiri serta mengambil langkah pendek menyabet pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang tidak bercukur terlihat demikian gahar. Dengan busananya yang T. Shirt gelap serta celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberikan ancaman saya dengan pisau dapur itu.


Saya memanglah lelaki yang gak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Memandang tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari balik ke kamar tidurku dan tutup pintunya. Tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras mendesak untuk menutup kebalikannya maling itu terus menggerakkan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Akan tetapi seruan itu nyata buang waktu. Rumah kami merupakan rumah anyar di perumahan yang sedikit penghuninya. Tetangga paling dekat kami merupakan Pak RT yang jaraknya kurang lebih 30 rumah kosong, yang masih belum mempunyai penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang beda ialah bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Sejak mulai pernikahan kami dua tahun lalu, berikut ini rumah credit kami yang baru kami tinggali waktu dua bulan ini.


Usaha ambil serta dorong pintu itu dengan jelas dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai serta maling itu dengan bebas masuk ruangan tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku biar tak berteriak-teriak sembari mengintimidasi akan memangkas leherku. Istriku saat itu juga ‘klakep' sepi. Sembari menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya diperolehnya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya terlihat sapu ruang keluarga dan menarikku merapat ke dalam lemari perlengkapan. Tentu di nyari-nyari benda bernilai yang kami taruh.


Ia mendapatkan lakban di topangkkan jenis-jenis perabotan. Dengan 1/2 membanting ia memajukan saya biar duduk di lantai. Ia me-lakban tangan serta kakiku setelah itu mulutku sampai saya serius bungkem. Pada situasi tidak berdaya saya diambilnya balik ke kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sembari menangis histeris. Tetapi itu cuma sekejap.


Maling ini benar-benar mempunyai pengalaman serta berdarah dingin. Ia cuma katakan,


"Diam nyonya cantiikk.. Tidak boleh membikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' serta sepi.


Terlihat maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset serta pesawat radio di kamarku. Ia nampaknya memikir. Semua kulihat dalam kelumpuhan serta kebisuanku lantaran lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya dipojok dipan karena shock dan histeris dengan insiden yang terjadi. Dengan lakbannya dia lekas bekap mulutnya serta direbahkannya badannya di dipan. Saya tidak sanggup apapun cuma bisa tergelimpang serta berkedip di lantai. Saya menyaksikan bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Rupanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi dipan kayu kami. Demikian juga pada kakinya. Ia bentangkan serta ikat pada kaki-kaki dipan. Serta selanjutnya yang terjadi yakni saya yang terbaring lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku celentang serta terlilit di dipan pengantin kami.


Hatiku benar-benar tak nikmat. Saya cemas maling ini lakukan perbuatan di luar batasan. Menyaksikan figurnya, terlihat ia ini orang kasar. Badannya kelihatan teguh dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada kira-kira 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sembari membentak,


"Diam nyonya cantiikk.." waktu lihat istriku yang benar-benar terlihat sangatlah seksi dengan busana tidurnya yang serba mini sebab udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya pengin makan dahulu ya sayaang.. Tidak boleh beberapa macam". Ia nyelonong keluar tuju dapur. Dasar maling gak hanya modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Terlihat istriku berontak membebaskan diri dengan percuma. Kadangkala terlihat matanya risau serta ketakutan Melihat saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku bermaksud melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Sehabis makan maling itu gelatakan membukai Beberapa almari serta laci-laci di dalam rumah. Ia gak akan peroleh apapun sebab kami gak miliki apa- apa. Saya renungkan begitu mukanya dapat sedih lantaran kecewa. Kudengar nada gerutu. Kelihatannya ia berang.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruangan tidur kami. Buka almari baju dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan palsu istriku.


Sebab tidak mendapat apa yang dicari Maling mengubah objek kekesalan. Ia pandangi istriku yang terlentang dalam ikatan di dipan. Ia merapat sembari memarahi,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang berkilau berotot bergerak raih pakaian tidur istriku lantas menariknya dengan keras sampai robek dan putus kancing-kancingnya. Serta yang lalu kelihatan terpasang yaitu bukit kembar yang demikian elok. Payudara Fatimah yang paling ranum serta padat yang memang tanpa ada BH tiap jam tidur. Tampak sekali muka maling itu takjub.


Sekarang saya serius sangatlah takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya tonton ada pengubahan raut wajahnya. Sehabis tidak menghasilkan uang atau benda mempunyai nilai ia jadi ingin tahu. Ia berasa punya hak memperoleh substitusi yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah dan dengan terus melihati buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sekalian tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali tidak dapat menampik karena kaki dan tangannyaterikat lakban itu. Serta tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sekalian Memperdengarkan nada dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata dan menangis, menggeleng-geleng kepalanya sekalian keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menggairahkan ia kian sadis. Tangan-tangannya tanpa sangsi mengelus- elus kemudian meremas-remas buah dada Fatimah dan anggota tubuh sensitive yang lain. Masalah ini betul-betul membikin darahku menggelegak berang. Saya harus melakukan perbuatan suatu hal yang bias menyudahi semuanya ini apa saja resikonya. Yang selanjutnya dapat kulakukan yakni gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk selanjutnya menyepakkan ke perbatasan ranjangku. Maling itu terkaget tapi sekali-kali tidak bergerak.


"Hey, brengsek. Pengin ngapain kamu. Gak boleh beberapa macam. Tak boleh kacaukan istrimu yang nikmati pijitanku,"ia mendamprat saya. Dan saya lalu putus harapan. Saya tidak mungkin melakukan hal apapun kembali. Sekarang cuman batinku yang meratap peristiwa ini.


Serta yang terjadi seterusnya yakni suatu hal Yang serius menyeramkan. Maling itu menarik robek semua pakaian tidur istriku. Ia sungguh-sungguh membuat Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Terus ia rebah rapatkan badannya di sampingnya. Istriku tampak bak rusa tumbang dalam tangkapan serigala. Serta sekarang pemangsanya merapat untuk mengoyak-oyak buat nikmati badannya.


Ia tidak sanggup berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya makin mengerti begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia tampilkan begitu beberapa bagian badannya menghadirkan sensualitas yang jelas silau tiap-tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, diskusi lengan serta pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman beberapa lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking sangatlah melawan. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian hebat mengagumkan syahwat. Saya sendiri bertanya-tanya bagaimana saya dapat meminang dewi secantik ini.


Serta saat ini maling kasar itu menenggelamkan parasnya ke dadanya. Ia menciumi serta menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang Kedengarannya usaha berontak dengan mengulet-geliatkan badannya yang ditetapkan percuma. Dengan makin sadis hasrat nyolongnya saat ini berganti menjadi  hasrat binatang yang disanggupi birahi.


Ia menyerobot menjilat-jilat dan menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Ini acara pesta besarnya. Ia kemungkinan tidak pernah mengayalkan dapat mengecap nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan serta kecupannya maling ini menyerobot ke perbatasan pinggul Fatimah dan naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus serta napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas serta tampak kadang sedikit mencakar mengalirkan gelegak gairah birahinya.


Perlawanan istriku sangat menurun. Yang didengar cuman gumam dengus mulut tersumpal sekalian menggeleng-gelengkan kepalanya selaku pernyataan penolakannya. Kemungkinan ketakutan dan kelelahannya bikin stamina-nya ‘down' serta lumpuh. Sementara si maling selalu melumati perut serta menjilat- jilat sisi-sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH NIKMATI DIENTOT MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan keinginan syahwat maling ini makin melesat ke pucuk. Terang bakal memerkosa istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari dipan serta secara cepat melepas T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya sendiri. Saya terpana. Maling itu punyai bentuk badan yang paling atletis dan mengagumkan menurut ukuran penampilan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat lantaran keringatnya terlihat dadanya, otot lengannya perutnya demikian kuat seperti pelaksana binaraga. Tungkai kakinya, paha dan betisnya benar-benar seirama sekali. WAJIB 4D


Yang membuat saya terperangah yakni kemaluannya. kont*l maling itu demikian memesona. Ada dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan sebab kerasnya tekanan darah syahwatnya yang menyudutkaninya. Besar dan panjangnya di atas umumnya kemaluan orang Asia serta kelihatan begitu seirama dalam warna hitaman awal mulanya setelah itu sedikit belang kecoklat-coklatan di leher serta ujungnya. Lubang kencingnya tampak dari belahan bonggol yang mekar melawan.


Kesan-kesan kekumuhan awal mula yang kutemui dari rambut dan jambangan yang tidak bercukur dan bajunya yang dekil langsung hilang demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia tampak begitu jantan jenis jago.


Dalam ketakutan dan cemas istriku Fatimah memandang waktu maling itu bangun serta dengan cara cepat melepas busananya. Demikian lelaki maling itu serius telanjang saya memandang perombakan di wajah dan mata istriku. Muka serta penglihatannya terlihat takjub. Yang belumnya layu dan kuyu saat ini sadis dengan mata yang membelalak. Karena mungkin ketakutannya yang bertambah jadi atau lantaran terdapatnya 'surprise' yang tampil dari figur lelaki telanjang yang saat ini ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu gak dilepaskan sampai ekor matanya ikuti dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Meski saya tidak berani mengaitkan dengan cara benar, menurut pendapatku paras ragam itu yaitu paras yang didera keinginan birahi. Apakah ada birahi Fatimah bangun serta berkeinginan pada lelaki maling yang dengan kasar sudah mengikat serta menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau 'surprise' yang dihidangkan lelaki itu sudah membalik 180 derajat dari takut, geram dan tidak suka jadi dorongan syahwat yang hebat yang menyerang seluruhnya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang jatuh hati dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari tempat tidur serta merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia mencapai kaki Fatimah yang terlilit dan memulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku lalu mengulumnya.Cerpensex


Saya lihat kaki Fatimah yang seolah disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta dan meregang- regang. Saya tidak jelas. Apa itu gerak kaki buat berontak atau mengendalikan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu terus serang dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia lakukan di ke-2  tungkai kaki istriku buat memulai lumatan serta jialatan seterusnya ke arah pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan triknya maling itu benar-benar berencana Jatuhkan martabatku sebagai suami Fatimah.


"Mas, istrimu nikmat sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Dan saya di tempat ini yang tergelintang ragam tangkai pisang tidak memiliki daya cuma bisa menerawang dan menelan ludah.


Tetapi ada yang mulai merambati serta merasuk ke sanubariku. Saya mau tahu, ragam apa paras Fatimah saat kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Serta impian tahuku itu nyatanya mulai menstimulasi syahwat birahiku. Dalam tergelintang sembari mata tidak terlepas melihati tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang ayu kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Aku saksikan begitu maling itu masuk ke Selangkangan istriku. Ia menciumi dan menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang di tiap rambahannya. Tapi yang membikin jantungku berdegap cepat merupakan geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya betul-betul tak memandangnya sebagai perlawanan orang yang lagi disakiti dan dirampas kehormatannya. Istriku terlihat demikian terbenam nikmati tingkah maling itu.


Saya pastikan kalau Fatimah udah terbenam dalam selera seksualnya. Ia menggeliang-geliat dan menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah dirundung kegatalan birahi yang paling hebat dan sekarang nuraninya lagi jemput dan rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sementara itu saya usaha terus pikir positip. Kalau amat berat menampik rayuan syahwat sama dengan yang dirasakannya. Secara perlahan serta pastinya kont*lku sendiri makin keras dan tegak lihat yangharus saya tonton itu.


Dan klimaks dari pertarungan ‘perkosaan' itu berlangsung. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap dan mengenyoti itil istriku dan meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tidak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya kian diangkatnya tinggi-tinggi. Ia tampak ingin mendapat orgasmenya. Bukan main. Rata-rata benar-benar susah untuk Fatimah mendapati orgasme. Ini kali belumlah pula maling itu mengerjakan penetratif ia sudah dekat di pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah raih orgasmenya.. Nittaa..


Ia mengusung tinggi bokongnya dan masih tetap Diangkatnya sampai sejenak sekalian terkejat-kejat. Tampak biarpun tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seperti akan meremas suatu hal.sebuah hal.  Dan kaki-kakinya yang meregang mengatakan begitu nikmat syahwat tengah menyerangnya. Itu dia yang dapat diunjukkan olehnya karena tangan dan kakinya masih terlilit ke tempat tidur.


Serta si maling peka. Saat sebelum terburu Fatimah Kecapekan ia naik menindih badan istriku dan memandu kont*lnya ke lubang vaginanya. Berulangkali ia mengocak kecil sebelumnya lantas kemaluan yang cukuplah besar serta panjangnya itu menembus serta ambles ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang kayaknya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan membawa-angkat bokong dan pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Saksikan momen itu. Terutama bagaimana paras istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi dan alisnya. kont*lku amat terbendung oleh celana sempitku. Saya tidak sanggup melaksanakan apapun untuk Melepas dorongan syahwatku.


Lecutan maling itu kian cepat dan kerap. Saya yakini kalau maling itu tengah dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang kian kuat kaku terlihat licin berkilat karena cairan birahi yang memulasinya terlihat seperti piston diesel masuk-keluar menembusi mem*k istriku. Saya pikirkan begitu nikmat menimpa istriku. Dengan situasinya yang selalu terlilit di dipan, bokongnya kelihatan turun-naik atau mengegos menangkis pompan kont*l lelaki maling itu.


Sesaat lagi spermanya dapat muncrat isikan rongga kemaluan istriku. Serta kelihatannya istrikupun dapat mendapat orgasmenya kembali. Orgasme berturut-turut. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Akan tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia ingin jemput orgasmenya yang ke dua.


Masa-masa pucuk orgasme dan ejakulasinya bertambah dekat, lelaki itu merapatkan mukanya ke muka Fatimah dan tangannya menggapai lalu lepaskan lakban di mulut istriku. Akan tetapi ia tidak memberikannya peluang untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya tonton mereka sama sama berpagut. Dan itu bukan pagutan paksakan. Istriku tampak menanggapi lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu lepaskan cepat pagutannya serta sedikit bangun. Ia menyabet pisau dapur masih berada di dekatnya. Dengan semasing sekali babatan ke-2  ikatan tangan Fatimah terhindar. Dan pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat merengkuhi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tanpa ada sangsi dan kuatir demikian terhindar tangan istriku langsung merengkuhi badan lelaki maling ini. Saat ini saya melihat persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku  mendesis bagus, tiada perkataan tapi terang, ia kembali mencapai orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat mengeluarkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu dan memasukkan kukunya. Kelihatan bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat tercedera dan berdarah.


Masih sesaat mereka pada sebuah dekapan sebelumnya pada akhirannya lelaki maling itu bangun dan menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku terus saksikan spermanya yang kental meluap tumpah serta meluluh dari lubang vagina Fatimah. Sejenak mata maling itu melihati badan istriku yang terlihat gontai.

Post a Comment

Previous Post Next Post