Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D
Cerita Dewasa Sex Dengan Tunangan , Hasrat-Bispak68 Satu bulan udah lamaran Triana dengan Alfi berakhir, lamaran yang simple dan cuma didatangi oleh keluarga dan kawan baik termaksud saya dan kekasihku Milla. Tergambar rasa berbahagia pada raut muka mereka berdua, senyum selalu tersungging di bibir Anna, demikian kami biasa panggil Triana.
"Selamat ya, Fi.."
"Terimakasih Rey, lu cepat donk nyusul, kapan kembali gue pikir Milla telah ngebet tuch mau kawin"
"Ah, elu dapat saja Fi, nyantai saja tiba-tiba aku telah ngeduluin elu, bagaimana?"
"Wah bagus tuch, kalau begitu oke dech saya nanti..?"
Keceriaan terpancar di paras Alfi, bagaimana tidak sekarang dia tinggal beberapa langkah kembali buat bawa Anna kepelaminan. Ya, Anna seorang gadis elok yang selalu dikejar-kejar cowok semuanya fakultas tempat Anna kuliah, untuk itu Alfi berasa amat mujur seusai sukses bawa Anna ke ikatan lamaran.
Pertemuan Alfi serta Anna sendiri terjadi saat dia diundang oleh Milla doiku di perayaan ulang tahunnya 1 tahun lalu. Sedang saya sendiri udah mengenali Anna jauh sebelumnya. Karena Anna dan Milla merupakan rekan satu universitas pada satu diantara kampus di Jakarta.
Ku mengakui Anna betul-betul punya figur yang demikian prima dengan bodi 165 cm dan berat yang bagus membikin badannya seimbang. Kaki panjang dan muka yang elok. Kalaupun saja saya belum punyai Milla kemungkinan saya juga usaha memburu Anna, tetapi saya lebih mencintai Milla dengan keceriaan serta kecantikannya yang tak kalah kalau ketimbang dengan Anna.
Milla benar-benar lebih periang dibanding Anna yang lumayan pendiam, Anna amat cuman tersenyum jika kami berempat berkelakar serta bersendau. Milla sendiri udah jadi kekasihku sepanjang lebih kurang 2 tahun dengan beberapa pasang keringnya waktu pujaan hatian. Pernah kami putus buat beberapa hari lama waktunya namun selanjutnya kami sama sama mengerti kekeliruan kami serta mulai prinsip buat pujaan hatian kembali.
Cerita Dewasa Sex Dengan Tunangan
Juga pernah kuajak Milla untuk melakukan tunangan tetapi Milla menampik lantaran dia tidak siap, dia ingin merampungkan kuliahnya dahulu baru berpikiran buat menjurus jalinan yang lebih jauh
"Biarlah Mas Rey, lebih bagus kita pujaan hatian kaya begini saja, saya tidak pengen kita tunangan namun putus di tengahnya jalan, toh kita dapat mengerjakan segala hal kan?"
Seperti itulah apabila saya mulai mengulas lamaran dengan Milla. Betul-betul sepanjang pujaan hatian kami sudah melaksanakan hal yang lebih jauh dan cuman bisa dikerjakan oleh pasangan yang telah sah menikah. Namun ini kami kerjakan lantaran rasa cinta antara kami serta Milla lantas memberikan yang sangat bernilai dalam kehidupannya jadi seorang wanita dengan ikhlas dan di dasari cinta di antara kami.
Untuk perihal yang ini untukku bukanlah yang pertama dengan Milla saja. Namun saya pernah mengerjakannya dengan sejumlah kekasihku yang awal kalinya. Namun dengan Milla saya mendapatkan suatu hal yang lainnya yang penuh makna dan penuh cinta dan saya kadangkala janji di diri kita sendiri jika Milla yaitu dermaga cintaku yang paling akhir.
Pertama kalinya kami cuman sekedar sama-sama berciuman dan sama sama menjajahi badan masing-masing, tetapi diskusi untuk diskusi kami mulai ambil langkah lebih jauh kembali sampai satu saat kami telah bergumul dalam suatu kamar hotel yang berencana kami reservasi buat berhubungan.
Milla telentang di tempat tidur, tinggal celana dalamnya saja yang menempel tutupi wilayah selangkangannya. Saya sendiri sudah melepaskan semua bajuku sembari memegang badan Milla yang terengah. Perlahan-lahan kukecup bibirnya, kubuka serta kujulurkan lidahku isikan rongga mulutnya yang mulai terbuka. Milla menerimanya dengan dengan pagutan yang istimewa juga.
Saya mulai tempatkan badanku di atas badannya serta terus permainkan kecupanku, sekarang bibirku merayap turun tuju leher dan lagi bergerak buat gapai gumpalan daging yang membubung di atas dada Milla.
"Akh.. Mas.. Rey.." Milla mendesah lirih waktu lidahku yang basah gapai pucuk payudaranya yang merah serta menegang.
Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D
lama lidahku main dari sana, mengulum dan menggigit kecil benjolan daging sebesar biji kacang di atas payudara Milla, diselipin remasan tanganku seolah saya tidak senang dengan benda ukuran 36b ini.
Saat ini bibirku ada di atas perut Milla, kujelajahi lekuk pinggang Milla dengan lidahku, perlahan-lahan tanganku merayap geser celana dalam Milla dari tempatnya. Cengkama halus mencegah tanganku untuk tetap menarik kain tipis itu, ada kesangsian dalam diri Milla.
Sesaat saya diam. Dengan tengadah kutatap muka Milla dengan penuh makna serta tidak beberapa lama kemudian Milla mengusung bokongnya memuluskan saya melepas kain pertahanan paling akhir Milla serta lemparkannya ke lantai kamar itu. Dalam sekejap Milla tutup wilayah selangkangannya dengan ke-2 tangan. Perlahan-lahan kutarik ke-2 tangan itu dan terungkaplah benda yang sejauh ini jadi cita-cita tiap lelaki.
"Mas.. apa yang kau melakukannya.. Ohh.." nada Milla terhenti di saat lidahku mulai sapu wilayah kewanitaannya secara halus, saya tahu dia rasakan kesan yang demikian cantik waktu itu.
Desahan kecil keluar mumut Milla iringi sapuan lidahku yang basah. Saya makin tegang, lama saya memainkan hati Milla lewat sapuan serta jilatan lidahku, kadang-kadang gigitan kecil menambahkan kesan yang tida taranya untuk Milla serta ini benar-benar yang pertama ia alami dari orang lelaki.
".. Suu.. .. Mas.. .. hh.. saya tidak kuat.."
Kurasakan tangan Milla menarik bahuku buat tinggalkan selangkangannya, aku juga beringsut naik sembari lagi menyapukan lidahku di atas kulitnya yang halus. Saat ini badan kami sejajar, kurasakan penisku menjejal di atas perut Milla, kembali kukecup bibirnya yang terbuka. Sebentar lama waktunya kami sama sama berpandangan dengan demikian dekat, sama-sama minta penjelasan kedua-duanya. Kendati ingin meletus rasanya, saya gak ingin mengambil suatu yang saya butuhkan dari Milla dengan paksakan.
"Milla sayang.. saya.. sayang kamu.."
"Mas Rey.." Milla mulai renggangkan ke-2 kakinya serta saya memahami kalau dia siap menerimaku buat masuk dirinya sendiri.
Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah
Perlahan-lahan kuposisikan senjataku pas di muka vaginanya, gesekan lambat mulai sentuh kulit vagina yang banyak bulu-bulu lembut itu. Milla pejamkan matanya dan memegang kuat bahuku seolah takut buat dibiarkan. Dengan berhati-hati ku pencet bokongku, perlahan-lahan senjataku menyusup masuk menggesek bibir vagina yang telah basah oleh lendir kepuasan, tidak beberapa lama kemudian kurasakan senjataku terhenti suatu yang tipis.
"Ohh.. Mass.." selanjutnya dengan sedikit penekanan kecil amblaslah senjataku ke dalam lubang sorgawi Milla masih yang makin dekat dan sempit. Sekejap kudiamkan benda itu dalam sana, kusaksikan paras Milla terpejam memeras merasai suatu hal terjadi pada dianya.
"Milla sayang.. saya menyintaimu.."
Kembali kukecup bibir wanita ini serta dengan begitu lambat saya mulai mengangkut bokongku.
"Gak boleh.. Mas.." Milla kemungkinan rasakan ada yang raib dari dirinnya waktu kuangkat penisku menjauhi Vaginanya.
"Sabar sayang.. saya tak ke mana.." lalu dengan lambat juga kudorong kembali bokongku menghimpit selangkangannya.
Dengan irama yang teratur kudorong serta kutarik bokongku dari selangkangan Milla. Dengan sedikit merasa sakit pada akhirnya Milla merasai keasyikan dari gesekan untuk gesekan di antara penisku dengan vaginanya. Malam itu kami betul-betul merasai suatu hal yang elok berdua. Hentakan untuk hentakan diringi dengan desahan yang keluar mulut kami menyertai nada embusan AC kamar hotel itu. Malam itu kami menumpahkan rasa cinta yang sejauh ini menggebu-gebu serta pada akhirnya badan kami terkulai lemas sehabis merasai orgasme yang tidak ada taranya.
"Terima kasih Milla sayang.."
"Terimakasih Mas Rey.." malam itu kami tidur dengan berangkulan sampai pagi, seperti tidak mau dipisahkan kembali.
Sejak mulai itu saya dan Milla kerap mengerjakan kembali perihal itu tiap ada peluang dan pertalian kamipun semakin makin bertambah dekat saja. Kadang-kadang kami melaksanakannya pada tempat kostnya Milla, sering juga Milla mengunjungiku dirumahku serta kami tumpahkan keinginan cinta kami dari sana.
Cerita Dewasa Sex Dengan Tunangan
Seperti kebanyakan sore itu setelah pulang dari kantor saya terlebih dahulu ke kampusnya Milla buat membawanya pulang ke arah tempat kosnya. Sesampai disitu kusaksikan Milla duduk menantiku dengan didampingi Anna.
"Hai..!" saya jalan hampiri mereka berdua sekalian melambai-lambaikan tangan.
"Eh.. Mas Rey.. tumben lama Mas?" Milla berdiri sekalian memandang menjurus kedatanganku
"Sorry.. barusan Mas Rey diundang bos dahulu saat sebelum pulang, Eh.. Anna apa kabarnya? Alfi belum tiba?"
"Baik Mas, ah tak kok, Anna kembali menunggu Mas Rey kok." jawab Anna yang berdiri ikuti Milla dan jalan mendatangiku.
"Iya Mas.., Mas Alfi ujarnya nggak dapat jemput Anna, jadi ya Anna turut kita" makin Milla menerangkan
"Ya telah!, marilah dech.."
Dengan rada bingung selanjutnya saya selekasnya ke arah mobil di parkir universitas dengan di turuti oleh Milla serta Anna di belakangku. Kebanyakan Alfi terlebih dahulu dariku jemput Anna pulang kuliah tetapi kesempatan ini nyatanya Anna turut denganku. Komplek tempat Anna tinggal memang sama dengan rumahku.
Sore itu Anna memanglah cukup pendiam dari rata-rata serta nampak ada suatu lainnya yang seperti diselipkan dari dirinya sendiri.
Ada raut keresahan di raut muka Anna yang kadang-kadang kusaksikan lewat kaca kecil di muka mobilku. Kadangkala dia tajam menatapku seperti mau memberikan suatu namun sesudah lama menatapku. Pada akhirnya dia menunduk dengan menghela napas panjang seperti pengin melenyapkan berat beban yang menjepitnya.
Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D
"Eh..perlahan-lahan donk Mas, kelak terlampau kembali seperti kemaren" mendadak Milla pecahkan pemikiran yang berada di benakku.
"Oh ya, telah pengin nyampe ya?", perlahan-lahan saya stop di muka sebuah rumah tempat kos-kosannya Milla.
"Singgah dahulu Mas ya? "
"Ya.. Mas Rey sich terserah Anna, bagaimana?" sembari saya balik melihat mengarah Anna yang seolah baru sadar dari lamunannya.
"Aduh.. sorry dech Mill, aku ingin cepat balik niih"
"Ya sudah dech ampe esok ya!, daah Mas Rey" Milla bergerak menjauh serta angkat tangannya.
"Ann, berpindah depan ya?". Tiada menjawab Anna keluar mobil serta masuk kembali buat berpindah di depan gantikan tempat duduk Milla awal kalinya, disampingku. Perlahan-lahan mobilku bergerak kembali tinggalkan tempat kosnya Milla.
"Asyik donk Ann, secepatnya Anna jadi kawin sama Alfi" di perjalanan saya usaha merusak tempat tinggal Anna.
"Tinggal satu minggu kembali kan?" tambahku kembali
"Iya Mas.."
"Lho kok calon pengantin kok letoi getho, cerah donk!" Anna kembali diam dan cuma tersenyum mempertunjukkan wujud bibirnya yang halus.
Harum minyak wangi yang dimanfaatkan Anna bersatu dengan keringat yang jadi kering tercium menghidupkan insting kelelakianku, Anna demikian elok ini hari. Bebatan kaos berlengan pendek menempel ketat menunjukkan sepasang bukit yang menggumpal di dadanya. Benda itu memanglah tidak sebesar milik Milla tetapi itu juga cukup membuat lelaki mau menyentuhnya.
Milla rada merebahkan jok mobil yang ditempatinya dengan kaki yang sama-sama bersilang. Hingga belahan paha mulusnya dengan lega menghias ujung mataku yang kerapkali melirik menjurus situ. Waktu itu nampaklah pemikiran gilaku supaya dapat melampiaskan nafsuku dalam badan sensual disampingku ini. Meskipun sebenarnya saya tahu dia sahabat Milla pacarku.
BERSAMBUNG...